Jumat, 15 Juli 2011

Tips Agar Segera Naik Haji


Haji, rukun islam kelima kita, adalah salah satu ibadah yang menjadi impian banyak muslim. Ibadah yang begitu membekas dan bermakna bagi mukmin yang bersungguh-sungguh menjalankannya. Nilai pahalanya pun juga luar biasa besar di sisi Allah. Wajar jika tidak semua orang mampu segera melaksanakannya. Berikut adalah tips-tips agar insya Allah dapat segera naik haji berdasarkan beberapa sumber dari ustadz kita.

Kamis, 14 Juli 2011

Doa Haji dan Kemudahan Rezeki

Doa ini dianjurkan dibaca pada siang hari, saat menunaikan ibadah puasa di bulan Ramadhan. Doa ini secara khusus sebagai permohonan kita kepada Allah swt agar Dia menetapkan kita dalam takdir-Nya yang akan ditetapkan pada malam Al-Qadar.

Dalam hadis-hadis mutawatir yang bersumber dari Ahlul bait Nabi saw disebutkan bahwa malam Al-Qadar adalah malam penetapan takdir manusia selama satu tahun hingga malam Al-Qadar berikutnya.

Semoga berkat doa yang mulia ini:
  • Bagi yang akan menunaikan ibadah haji tahun ini, Allah swt menjaganya dari segala rintangan yang menghangi, memberi kesehatan dan keselamatan.
  • Bagi yang belum haji dan mengharapkannya, Allah swt memberi kemudahan dan keberkahan rejeki sehingga dapat mencapai harapannya yang mulia.
  • Bagi yang sedang kesulitan dan yang punya hutang, Allah Jalla Jalaluh mengantarkannya ke pintu gerbang curahan rahmat-Nya dan mengkaruniakan kemudahan rejeki di luar dugaan kemampuan pikiran manusia.

Rabu, 13 Juli 2011

Haji Tamattu'

Tamattu artinya bersenang-senang yaitu melaksanakan Ibadah  Umrah terlebih dahulu dan setelah itu baru melakukan Ibadah Haji. setelah selesai melaksanakan Ibadah Umrah yaitu : Ihram, tawaf, Sa’i  jamaah boleh langsung tahallul, sehingga jama’ah sudah bisa melepas ihramnya.
Selanjutnya jama’ah tinggal menunggu tanggal 8 Zulhijah untuk memakai pakaian Ihram kembali dan berpantangan lagi untuk melaksanakan Ibadah Haji. Karena kemudahan itulah Jema’ah dikenakan “Dam” atau denda. yaitu menyembelih seekor kambing atau bila tidak mampu dapat berpuasa 10 hari. 3 hari di Tanah Suci, 7 hari di Tanah Air.

Selasa, 12 Juli 2011

Shifat (Tata Cara) Haji Nabi

Imam Muslim meriwayatkan dengan sanadnya-sanadnya dari Ja’far bin Muhammad dari bapaknya, ia berkata, kami pernah bertemu dengan Jabir bin Abdullah. Kemudian ia bertanya  ihwal orang-orang sampai berakhir padaku. Maka saya jawab, ”Saya adalah Muhammad bin Ali bin Hushain.” Kemudian dia memegang kepalaku dengan tangannya, lalu melepas kancing bajuku bagian atas, lalu bagian bawah, kemudian menempelkan telapak tangannya di dadaku. Pada waktu itu, saya masih muda belia. Kemudian ia berkata, ”Selamat datang, wahai anak saudaraku. Tanyalah sesuatu yang kau inginkan!” Kemudian aku bertanya kepadanya dan Dia pada waktu itu telah buta. Kemudian tibalah waktu shalat, lalu dia berdiri dengan berselimut kain tersebut dibahunya, maka melorotkan kedua ujungnya karena terlalu sempit, sementara selendangnya digantung di kapstok, lalu dia shalat bersama kami. Usai shalat, aku bertanya, ’(Wahai Jabir, tolong) jelaskan kepadaku perihal manasik haji Rasulullah saw.

Senin, 11 Juli 2011

Rukun Haji



 Ibadah haji adalah ibadah yang ada ketentuannya dalam islam.  Tanpa menjalankan ketentuan haji dengan benar, haji Anda tidak sempurna, bahkan tidak sah
Rukun haji, adalah perkara yang harus Anda lakukan saat menunaikanibadah haji. Jika Anda tidak melakukan salah satunya, maka haji Anda tidak sah.
Beikut ini adalah beberapa rukun ibadah haji :
1. Niat ikhlas karena Allah (ihram)
Allah SWT berfirman, “Padahal mereka tidak diperintah, kecuali supaya beribadah kepada Allah dengan memurnikan keta’atan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama-Nya dengan lurus.” (Al-Bayyinah:5).
Dan sabda Nabi saw, “Sesungguhnya segala amal perbuatan bergantung pada niatnya.” (teks hadits dan takhirijnya sudah termaktub dalam pembahasan syarat-syarat sahnya wudhu’).
Ihram haji dilakukan dari maktab Anda dan ditandai dengan memakai pakaian ihram bagi laki-laki. Anda akan dibimbing melaksanakan ihram oleh pimpinan rombongan pada tanggal 8 dzulhijjah
2. Wuquf di ’Arafah.

Sabtu, 09 Juli 2011

Urutan Manasik Haji


Pertama
Jika anda melakukan haji Ifrad atau Qiran, hendaklah anda berihram dari miqat yang anda lalui.
Dan jika anda tinggal di daerah miqat, maka berihramlah menurut niat anda dari tempat tersebut.

Dan jika anda melakukan haji Tammattu’ (jamaah Indonesia), maka berihramlah dari tempat tinggal anda hari Tarwiyah, yaitu pada tanggal 8 Dzul Hijjah. Mandilah dan pakailah wangi-wangian lebih dahulu sekiranya hal itu memungkinkan, kemudian kenakanlah pakaian ihram, lalu berniatlah dengan membaca :
“Labbaika hajan, Labbaika allahumma labbaika, Labbaika laa syarikalaka labbaika, innalhamda wani’mata laka walmulka, laa syarikalaka”.
“Artinya : Ku sambut panggilan-Mu untuk menunaikan haji, Ku sambut panggilan-Mu ya Illahi, Ku sambut panggilan-Mu. Ku sambut panggilan-Mu, Kau yang tiada sekutu bagi-Mu, Ku sambut panggilan-Mu. Sesungguhnya segala puji, ni’mat dan kerajaan milik-Mu, tiada sekutu bagi-Mu”.
Kedua

Doa Dimudahkan Naik Haji

Setiap muslim pasti bercita-cita ingin menunaikan Ibadah Haji ke Baitullah sebagai wujud pemenuhan ketaatan kepada Allah karena Ibadah Haji merupakan penyempurna ke Islam-an bagi seorang muslim sebagaimana sabda Rasulullah SAW:

“Islam dibangun di atas lima sendi yakni: Bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan bersaksi bahwa Nabi Muhammad SAW adalah utusan Allah, Menegakkan Shalat, Membayar Zakat, Berpuasa di bulan Ramadhan dan Menunaikan Ibadah Haji bagi yang telah mampu”(HR.Bukhari)

Hadits di atas mengumpamakan Agama Islam dengan sebuah bangunan yang harus memenuhi 5 komponen pokok yakni:

Jumat, 08 Juli 2011

28 Tuntunan Penting Manasik Haji


Kita sering dihadapkan pada ragam ibadah yang berbeda satu dengan lainnya. Namun ketika telah mengikrarkan syahadat Muhammadarrasulullah, maka yang semestinya terpatri di benak kita adalah meneladani Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam segenap aspek dan tata cara ibadah, termasuk berhaji.
Pergi ke tanah suci untuk menunaikan ibadah haji merupakan karunia Allah Subhanahu wa Ta’ala yang menjadi dambaan setiap muslim. Predikat ‘Haji Mabrur’ yang tiada balasan baginya kecuali Al-Jannah (surga) tak urung menjadi target utama dari kepergiannya ke Baitullah. Namun, mungkinkah semua yang berhaji ke Baitullah dapat meraihnya? Tentu jawabannya mungkin, bila terpenuhi dua syarat:
1. Di dalam menunaikannya benar-benar ikhlas karena Allah Subhanahu wa Ta’ala, bukan karena mencari pamor atau ingin menyandang gelar ‘Pak haji’ atau ‘Bu haji/hajjah’.
2. Ditunaikan sesuai dengan tuntunan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Haji ke Baitullah

Oleh Al-Ustadz Ruwaifi’ bin Sulaimi Lc.
Mencari gelar haji/hajjah menaikkan status sosial atau unjuk kekayaan adl niatan-niatan yg semesti dikubur dalam-dalam saat hendak menunaikan ibadah haji. Karena tiap amalan sekecil apapun hanya pantas ditujukan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Terlebih ibadah haji merupakan amalan mulia yg memiliki kedudukan tinggi di dlm Islam.
Haji ke Baitullah merupakan ibadah yg sangat mulia dlm Islam. Kemuliaan nan tinggi memposisikan sebagai salah satu dari lima rukun Islam. Ini mengingatkan kita akan sabda baginda Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam:
بُنِيَ اْلإِسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ: شَهَادَةِ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ، وَإِقَامِ الصَّلاَةِ، وَإِيْتَاءِ الزَّكَاةِ، وَصِيَامِ رَمَضَانَ، وَحَجِّ الْبَيْتِ
“Agama Islam dibangun di atas lima perkara; bersyahadat bahwasa tdk ada yg berhak diibadahi kecuali Allah dan Nabi Muhammad itu utusan Allah mendirikan shalat menunaikan zakat shaum di bulan Ramadhan dan berhaji ke Baitullah.”

Kamis, 07 Juli 2011

Kewajiban Haji Bagi Orang Meninggal Menurut Imam Syafi`i

Haji merupakan ibadah yang memadukan kesiapan fisik dan kemampuan harta bagi mereka yang telah diwajibkan untuk menunaikannya. Hal ini menjadi syarat mutlak untuk dipenuhi, karena ibadah haji tidak hanya banyak mengeluarkan ongkos tetapi juga sebagian besar berupa ibadah jasmaniah.
Imam asy-Syafi'i membagi kriteria kemampuan (istitā’ah) dalam 2 kategori, yang pertama adalah kemampuan dengan dirinya sendiri (istitā’ah mubāsyarah), dan kemampuan dengan perantara orang lain (istitā’ah tahsīluhu bi ghair).

Adapun orang yang memiliki istitā’ah gair mubāsyarah (tahsīluhu bi gairihi) hajinya dapat diwakilkan kepada orang lain, baik dari kerabatnya sendiri maupun orang lain, dan hajinya sah. Menurutnya, ibadah haji berbeda dengan ibadah-ibadah yang lain seperti salat dan puasa. Hal ini seperti yang dijelaskan oleh asy Syafi’i dalam kitab al Umm.

Rabu, 06 Juli 2011

Ibadah Haji, Diantara Kemauan dan Kemampuan

Oleh Achmad Ruhiyat

Apa yang akan dipertunjukkan kepada kita ketika berada di alam kubur. Neraka atau Surga. Satu di antara dua tempat itulah yang akan dipertunjukkan kepada kita, seraya dikatakan, “Inilah tempat diam engkau dan nanti engkau akan dikirim ke situ”. Begitulah Rasulullah saw. menggambarkan situasi yang akan terjadi ketika seseorang telah berada di alam kubur.
Situasi yang mencekam ditambah penderitaan yang mengerikan dengan penyesalan yang tiada guna apabila yang dipertunjukkan sebagai tempat diam kita di akhirat kelak adalah neraka. Apa yang dapat kita perbuat? Pasti kita akan meminta untuk dibangkitkan kembali. Dan jawaban yang akan kita terima dari Allah swt. adalah tidak, “…Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja”. (QS. Al-Mukmin: 100).

Selasa, 05 Juli 2011

Ayat Qur'an tentang Kewajiban Haji dan Adab-Adabnya

1. QS. Al-Baqarah [2] : ayat 158
[2:158] Sesungguhnya Shafaa dan Marwa adalah sebagian dari syi'ar Allah. Maka barangsiapa yang beribadah haji ke Baitullah atau ber-'umrah, maka tidak ada dosa baginya mengerjakan sa'i antara keduanya. Dan barangsiapa yang mengerjakan suatu kebajikan dengan kerelaan hati, maka sesungguhnya Allah Maha Mensyukuri kebaikan lagi Maha Mengetahui.

  2. QS. Al-Baqarah [2] : ayat 189
[2:189] Mereka bertanya kepadamu tentang bulan sabit. Katakanlah: "Bulan sabit itu adalah tanda-tanda waktu bagi manusia dan (bagi ibadat) haji; Dan bukanlah kebajikan memasuki rumah-rumah dari belakangnya, akan tetapi kebajikan itu ialah kebajikan orang yang bertakwa. Dan masuklah ke rumah-rumah itu dari pintu-pintunya; dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung.

Senin, 04 Juli 2011

Kewajiban Haji dan Beberapa Peringatan Penting dalam Pelaksanaannya

Oleh Al-Ustadz Saifudin Zuhri, Lc.


KHUTBAH PERTAMA
الحَمْدُ لِلهِ ذِيْ الْفَضْلِ وَالْإِنْعَامِ جَعَلَ الْحَجَّ إِلَى بَيْتِهِ أَحَدِ أَرْكَانُ الْإِسْلاَمِ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ فِي رُبُوْبِيَّتِهِ وَإِلَهِيَّتِهِ وَأَسْمَاءِهِ وَصِفَاتِهِ الْعِظَامِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَفْضَلُ مَنْ حَجَّ وَاعْتَمَرَ وَسَعَى بَيْنَ الصَّفَا وَالْمَرْوَةِ وَطَافَ بِالبَيْتِ الْحَرَامِ، صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ الْبَرَرَةِ الْكِرَامِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمَا كَثِيْرًا، أَمّا بَعْدُ:
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah melimpahkan keutamaan-keutamaan dan kenikmatan-kenikmatan-Nya kepada hamba-hamba-Nya. Dialah Rabb yang telah mengaruniakan kepada kita agama yang mulia. Agama yang akan menjadi sebab sempurnanya iman dan sucinya hati orang-orang yang menjalankannya. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah pada panutan kita, nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, keluarga, para sahabat dan pengikutnya yang senantiasa istiqamah mengikuti petunjuknya.
Jamaah jum’ah rahimakumullah,
Pada kesempatan yang berbahagia ini kami berwasiat kepada diri kami pribadi dan seluruh hadirin untuk bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan sebenar-benar takwa. Marilah kita berusaha dengan sekuat kemampuan kita menjalankan perintah-perintah-Nya dan menjauhi seluruh larangan-Nya. Sesungguhnya dengan ketakwaanlah seseorang akan menjadi mulia di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala, sebagaimana tersebut dalam firman-Nya:
إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللهِ أَتْقَاكُمْ
“Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kalian di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kalian.” (Al-Hujurat: 13)

Minggu, 03 Juli 2011

Rukun, Wajib, dan Syarat Haji

Rukun haji :
1. Ihram
2. Thawaf Ziyarah (disebut juga dengan Thawaf Ifadhah)
3. Sa’ie
4. Wuquf di padang Arafah
Apabila salah satu rukun haji di atas tidak dilaksanakan maka hajinya batal. Sedangkan Abu Hanifah berpendapat bahwa rukun haji hanya ada 2 yaitu: Wuquf dan Thawaf. Ihram dan Sa’I tidak dimasukkan ke dalam rukun karena menurut beliau, ihram adalah syarat sah haji dan sa’I adalah yang wajib dilakukan dalam haji (wajib haji). Sementara Imam syafi’ie berpendapat bahwa rukun haji ada 6 yaitu: Ihram, Thawaf, Sa’ie, Wuquf, Mencukur rambut, dan Tertib berurutan).(Kitabul Fiqh Ala Madzhabil Arba’ah 1/578).

Larangan Menunda Kewajiban Haji

  1. Barangsiapa mengingkari kewajiban haji, atau melaksanakan haji tidak mengharap pahala dan tidak takut tertimpa adzab, maka ia kafir. Ibnu Katsir berkata dalam Tafsiir al-Qur'aan al-'Azhiim (I/394), "Ibnu 'Abbas, Mujahid dan ulama lainnya mengatakan: 'Barangsiapa mengingkari kewajiban haji, maka ia telah kafir dan Allah tidak butuh kepadanya'." 
  2. Barangsiapa sanggup mengerjakan haji, maka ia tidak boleh menundanya. Dari 'Umar bin al-Khaththab ra, ia berkata, "Barangsiapa mampu menunaikan haji, namun ia tidak menunaikannya, maka sama saja baginya mati sebagai Yahudi ataupun Nashrani," (Shahih, HR Ibnu Katsir dalam Tafsiir al-Qur'aan al-'Azhiim [I/394]) 

Sabtu, 02 Juli 2011

Dasar Hukum Kewajiban Haji

QS Al-Imran 97, artinya : “..... mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam”.

QS Al-Hajj ayat 27-28, artinya : “Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh, supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan atas rezeki yang Allah telah berikan kepada mereka berupa binatang ternak”.

Kewajiban Haji

Oleh H.M. Nasir, Lc., M.A.

Allah Swt. berfirman: Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu bagi orang yang sanggup melakukan perjalanan ke Baitullah, siapa-siapa mengingkarinya, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan) dari semesta alam. (Ali Imran : 97)

Haji secara kebahasaan berarti : bermaksud, bertekad, bertujuan. Sedangkan menurut syariat adalah bermaksud menuju Ka'bah (Baitullah) dengan melaksanakan perbuatan tertentu, pada tempat tertentu, dan pada masa yang tertentu pula. Yang dimaksud dengan perbuatan tertentu seperti Thawaf, Wukuf, Sa'i dan sebagainya, dan pada tempat tertentu seperti Ka'bah, Arafah, Mina, sedangkan masa tertentu adalah pada bulan yang ditentukan dan ditetapkan oleh Allah sebagai bulan-bulan haji (asyhur al hajj) yaitu bulan Syawwal, Dzulqa'dah, Dzulhijjah di dalam Terminologi Fikih Haji disebut Miqat Zamani.